Postingan Populer

Tinggal Pilih, Mau Bambu atau Kayu

 






Material bangunan dari bambu dan kayu memang bukan hal baru. Tapi, kalau berbentuk rumah yang utuh dan bisa dibongkar pasang, menarik, kan? Selain awet, juga tahan gempa.





Kalau membayangkan rumah kayu, mungkin yang terlintas di benak adalah rumah-rumah country khas Amerika pada zaman koboi dulu. Bukan tidak mungkin, lho, Anda juga memiliki rumah kayu seperti itu di Indonesia. Tak perlu khawatir kayu akan keropos karena digerogoti rayap, berjamur, atau lapuk diterpa hujan dan terik matahari.

"Kayu besi sangat bagus untuk dijadikan bahan rumah kayu. Kayu jenis ini, makin sering terkena air, justru makin kuat, selain anti rayap dan jamur. Kayu-kayu yang dipakai untuk membuat dermaga juga kebanyakan kayu besi," ujar Rizky Masyani (50), pemilik usaha Rumah Kayu (RK).

Bisa Desain Sendiri
Rizky susah mengenal rumah kayu sejak tahun 1995 lewat tayangan teve. Sejak melihat kelebihan rumah kayu, yang antara lain bisa dipindah-pindah lantaran pembuatannya menggunakan sistem bongkar pasang (knock down), Rizky tertarik. Tahun 2004, ia minta diantar temannya untuk melihat langsung rumah kayu ke tempat pembuatannya di Tomohon, Sulawesi.

Untuk mewujudkan keinginannya berbisnis rumah kayu, Rizky bekerjasama dengan salah satu produsen di sana. Namun, karena terhadang kendala, kerjasama itu berakhir. Tahun 2006, Rizky membuat usaha sendiri, sampai sekarang.

Dengan terjun langsung ke lapangan, ia jadi tahu proses produksi. Setelah ditebang, kayu dibuat balok berukuran besar, lalu digesek sesuai ukuran yang diinginkan. Untuk ukuran papan, diproses lagi untuk dijadikan lantai, rangka, dinding, dan sebagainya. Sebagian kayu ini ada yang dibuat di Tomohon, ada pula yang dibuat di lokasi calon rumah klien.

Ukuran rumah bisa dibuat sesuai pesanan klien, kendati RK menyediakan contoh-contoh rumah yang mereka buat dalam berbagai tipe. Model Saturnus misalnya, bertipe 80, sedangkan Merkurius bertipe 36. Kebanyakan, saat pertama datang, klien tidak membawa desain. Namun, ujar ayah 12 anak ini, "Tak masalah bila klien sudah punya desain sendiri."

Sesuai namanya, seluruh bagian rumah yang dibuat RK terbuat dari kayu. Kecuali atap yang terbuat dari genting. Lagi-lagi, kata Rizky, itu bukan keharusan. "Ada klien yang minta dibuatkan rumah dua tingkat, yang satu beton, yang satu kayu, ya, tak masalah buat kami."

Mirip Investasi
Setelah desain disetujui, barulah dilakukan persiapan pembangunannya. Kalau bangunannya terbuat full dari kayu, seluruh kayu dibuat di Tomohon. "Kalau campuran, dibuat di lokasi calon rumah. Pembuatan rumahnya sendiri memakan waktu 2 - 3 bulan," jelas Rizky yang juga menerima pengerjaan halaman dan taman sekaligus.

Soal harga, untuk saat ini Rp 2,75 juta/m2 untuk rumah full kayu yang berpapan single dan Rp 3,5 juta/m2 untuk papan dobel. Papan single artinya dinding papan hanya menggunakan satu lapis kayu, sedangkan dobel menggunakan dua lapis untuk dinding papan untuk seluruh rumah sehingga rumah jadi lebih kedap suara.

Sedangkan untuk rumah campuran, harganya bisa lebih mahal, bisa juga sebaliknya. "Tergantung dari material yang digunakan untuk betonnya. Harga juga akan lebih mahal bila klien minta dibuatkan desain khusus."
Kebanyakan, tutur pria yang memiliki 50 pegawai ini, kliennya memesan rumah kayu untuk vila, kantor pemasaran perusahaan properti, kafe, hotel (tipe cottage), rumah tinggal, gazebo, bahkan mushola yang dibangun di terpisah dari rumah.

Rizky bersyukur, kesulitannya membangun kepercayaan konsumen saat pertama membuka usaha ini, kini terlewati. Padahal, sejak dulu ia tak pernah punya rumah contoh. "Saya hanya memperlihatkan foto-foto rumah yang sudah kami bangun dan contoh kayunya," ujarnya sambil menambahkan, dalam sebulan ia bisa mendapat 2-3 klien baru.

Klien RK berasal dari Jakarta, Bandung, Jawa Barat, Padang, bahkan ada pula dari Malaysia dan Australia, yang mengetahui RK lewat website-nya, www.rumah-kayu.com. Memiliki rumah kayu, menurut Rizky, sama saja dengan berinvestasi. Kayu besi bernilai investasi tinggi, karena makin lama harganya makin mahal, seperti kayu jati
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Bambu / EKSTERIOR / Kayu dengan judul Tinggal Pilih, Mau Bambu atau Kayu. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://berita-ku.blogspot.com/2012/04/tinggal-pilih-mau-bambu-atau-kayu.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Rumput Liar - Minggu, 22 April 2012

Belum ada komentar untuk "Tinggal Pilih, Mau Bambu atau Kayu"

Posting Komentar